Peserta kompetisi membuat website dengan konten Aksara Sunda mendapat asistensi dariPengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama Melsa ISP dan Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjajaran (PDP BS Unpad). Asistensi terutama diberikan untuk peserta yang mengalami kendala teknis maupun literasi terkait lomba. Chief Registry Officer (CRO) PANDI Mohamad Shidiq Purnama menjelaskan, asistensi diberikan untuk meminimalisir kesulitan peserta. “Harapannya agar lomba pembuatan situs web berdomain Aksara Sunda bisa berjalan lancar tanpa ada hambatan,” ujarnya, Selasa (23/6/2020).
Shidiq menjelaskan, PANDI akan memberikan asistensi dan sarana konsultasi bagi peserta lomba membuat website dengan konten aksara sunda, selain itu juga akan dibuatkan satu grup diskusi bagi peserta, melalui aplikasi obrolan daring. “Bagi peserta yang mengalami kendala teknis yang ditemukan dilapangan terkait teknologi, atau bagi mereka yang tidak pernah tau tentang hosting dan domain dan ingin berkonsultasi, bisa datang langsung ke kantor PANDI atau via daring,” kata dia. Kegiatan asistensi ini pun dilakukan di kantor PT Melvar Lintasnusa (Melsa ISP) yang berlokasi di Paskal Hyper Square Blok C No. 39 41, Jl. H.O.S Tjokroaminoto, No. 25 27, Bandung, Jawa Barat.
Chief Technology Officer (CTO) Melsa ISP, Iman Budiman mengaku siap memfasilitasi kegiatan tersebut. “Karena kebetulan kami (Melsa ISP) berlokasi di Bandung, mayoritas peserta lomba berdomisili di Bandung, kami siap membantu PANDI dan peserta agar bisa memangkas jarak jika lokasi peserta jauh dari kantor PANDI, bisa datang ke Melsa ISP,” ujarnya. Bagi peserta yang ingin berkonsultasi mengenai aspek teknis bisa mendatangi kantor Melsa ISP, sedangkan bagi peserta yang ingin berkonsultasi perihal konten, bisa mengunjungi Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjajaran (PDP BS Unpad). Sekretaris Yayasan Kebudayaan Rancagé Dadan Sutisna mengatakan, perlu diadakan workshop pelatihan hingga pembuatan video tutorial yang diperuntukan bagi peserta lomba untuk memudahkan mereka nantinya.
“Workshop ini akan sangat membantu peserta yang masih kesulitan dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi, juga sebagai literasi Aksara Sunda, selain itu akan kami buatkan video tutorialnya, agar peserta bisa langsung mempraktekkannya,” jelas Dadan. Tahun 2008 Unpad pernah mengajukan proposal konsorsium untuk mendaftarkan Aksara Sunda ke Unicode agar bisa dikembangkan kedalam bentuk digitalisasi, sayangnya dari pengajuan tersebut hingga kini prosesnya jalan ditempat, karena di Indonesia tidak ada lembaga khusus yang mengurusi perihal Aksara Sunda. “Saya berharap melalui lomba tersebut, Aksara Sunda bisa lebih dapat dikenal masyarakat luas, mudah mudahan dari lomba tersebut bisa menumbuhkan semangat orang orang dalam pengembangan Aksara Sunda kedepan,” kata dia.
Hingga saat ini sekitar 65 peserta terdaftar dari 100 kuota kompetisi pembuatan website berkonten aksara Sunda yang disediakan PANDI.